Hidup itu memang
kumpulan dari berbagai macam alur cerita. Dari yang semulanya anak-anak,
beranjak remaja, menginjak dewasa dan terakhir menjadi tua. Dari yang ketika
anak-anak banyak keceriaan terpancar dalam setiap kegiatannya. Dari masa remaja
yang mulai mengenal banyak masalah didalam alur kisah ceritanya. Dari waktu
dewasa yang mulai berusaha keras mewujudkan apa-apa yang telah direncanakan
jauh-jauh hari. Hingga ketika masa tua yang menyapa hingga waktu senja. Semua
ada masanya, semua ada waktunya. Akan ada orang yang beruntung bisa merasakan
lengkap alur ceritanya, namun terkadang ada pula yang lebih cepat menyelesaikan
kisah hidupnya.
Masa muda bukan
berarti jaminan bahwa masih akan merasakan hidup lama, karena memang masalah
umur didunia siapa yang tahu kecuali sang Maha Penguasa Alam Raya. Karenanya
jangan pernah merasa aman dari yang namanya maut. Meskipun bersembunyi
didalam kokohnya benteng yang menaungi, kalau sudah saatnya maut menjemput maka
ia akan datang menjemput. Tak peduli kamu berada dimana ia akan datang kesana
ketika sudah tiba waktunya.
Mungkin aku juga sudah terlalu terlena dengan
kesibukan dunia, hingga kadang kurasakan apa yang namanya hampa. Pertanyaan
yang sering kulontarkan entah kepada seorang guru atau pun terkadang kepada
diriku sendiri, “Iman itu naik dan turun, lalu ketika turun bagaimana
mengatasinya?” .
Karena memang
yakinku bila seseorang yang melakukan dosa, maka imannya sedang menurun bahkan
kadang sedang hilang.
Karena memang
yakinku bila seseorang yang beriman, akan selalu mengingat bahwa hidup didunia
ini sementara dan apa yang diperbuatnya akan dimintai pertanggung jawaban
olehNYA kelak di hari perhitungan semua amal.
Pernah ku dapati
sebuah nasehat dari saudaraku seiman,
“sesungguhnya
obat untuk mengobati hati yang sakit itu
adalah dengan banyak-banyak mengingat sang pemutus segala kenikmatan didunia,
yaitu banyak-banyak mengingat kematian.”
Ketika banyak
orang disekelilingku mengatakan bahwa pribadiku baik, kadang aku merasakan hal
yang berbeda. Kurasakan itulah teguran halus buatku, itulah doa mereka bagiku. Karena
memang kutemukan pribadiku belumlah seperti yang mereka katakan. Kusadari diri
ini masih perlu banyak gemblengan, masih perlu banyak sekali pengajaran. Karena
memang, kusadari bila apa yang ku ketahui belumlah semua. Semakin kubelajar,
makin kutahu bila diriku belum tahu.
Allahumma j’alnii khairan mimma yaquluun
Waghfirlii mimma laa ya’lamuun
Ya allah jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka katakan
Dan ampunilah aku dari apa-apa yang tidak mereka ketahui tentangku
Aamiin ya rahman
0 komentar:
Posting Komentar