Senin, 21 Juli 2014

Magnet Kehidupan

Aku dan kamu ibarat sebuah magnet,
Sejatinya sama namun tetap memiliki sesuatu yang berbeda.
Seperti halnya magnet yang selalu memiliki dua magnet,
Maka kamu adalah kutub magnet  utara dan aku adalah kutub magnet selatan.
Namun karena kita berbeda kutub,
Terciptalah medan yang membuat kita saling tarik- menarik.

Seperti yang terjadi tempo hari lalu,
Saat aku dan kamu asyik berbincang tentang makna dari kehidupan.
Pendapat yang ku sampaikan nyatanya tetap berbeda dengan argument yang kamu utarakan.
Aku tetap pada kutub selatanku,
Dan kamu pun masih pada kutub utaramu.
Maka terciptalah medan perbincangan antara kutub selatanku dengan kutub utaramu.

Menurutku,
Kehidupan adalah kumpulan dari berbagai macam pilihan.
Dimana setiap langkah yang kita ambil sebagai keputusan kini,
Pastilah akan mempengaruhi langkah selanjutnya nanti.

Sedangkan bagimu,
Kehidupan merupakan sebuah tanggung jawab.
Dimana setiap hal yang kita lakukan sekarang,
Akan ada pertanggung jawabannya di masa depan.

Dan bukan aku namanya jika mau mengalah,
Serta bukan kamu namanya kalau sampai kalah.
Hingga akhirnya aku dan kamu pun menyepakati sebuah jawaban,
Bila  kehidupan ini adalah kumpulan pilihan yang harus dipertanggung jawabkan.

Inilah magnet kehidupan,
Yang meskipun kedua sisinya memiliki perbedaan,
Sejatinya keduanya saling tarik-menarik untuk dipertemukan.
Bukankah memang semuanya memiliki pasangan? J

Kamis, 17 Juli 2014

Sebuah Pelajaran di Siang Hari


Hari Kemarin kembali menemukan sebuah pelajaran, atau mungkin lebih tepatnya adalah teguran. Meski mungkin tidak langsung ditujukan kepadaku, namun minimal aku pun merasakan dampaknya sebagai nasehat yang  ku dapatkan. 

Bermula ketika istirahat siang telah datang, kiranya sebagai waktu yang disediakan oleh perusahaan untuk pegawainya menunaikan kewajiban sholat dzuhur berjamaah di masjid Al Muhajirin. Saat aku sedang asyik melepaskan sepatu, seorang senior yang biasa ku panggil dengan sebutan abang memulai obrolan sembari memegang selembar koran.

“Da, lebaran ini pulang ga?”
Ku jawab, “Engga kayanya bang, mahal diongkos soalnya.. hhehe :D”

Dan sepersekian detik setelah kulontarkan jawaban itu, terdengar suara dari arah belakang yang ternyata berasal dari marbot masjid. Beliau berkata,

“Kalau pas Ramadhan ga boleh baca ini (sambal memegang lembaran koran yang di pegang abang), mendingan baca Qur’an. Baca Alif lam mim saja bias menghasilkan pahala yang berlipat ganda. Daripada Cuma baca koran ini yang sudah jelek dan kelihatan kusam.”

Saat mendengar nasehat itu pikiranku pun melayang sembari memikirkan,
“duha kiranya seperti apa diriku di bulan suci ini? Sudah berapa huruf dari kitab suci ini yang telah ku baca? Ataukah diri ini masih terlena dengan suasana dan kehilangan waktu yang begitu berharga untuk mendapatkan pahala berlipat ganda.”

Dari sini  pula kembali kutemukan bila sebernarnya pelajaran tidak hanya didapatkan dari bangku perkuliahan, karena kalau kita mau memperhatikan keadaan sekitar maka banyak sekali pelajaran  yang akan kita temui. :)

Rabu, 16 Juli 2014

Jarak

Aku dan kamu umpama dua titik hitam yang terpisah ,
Terpisah oleh jarak antara satu dengan lainnya
Minimal untuk saat ini itulah yang berlaku
Sebelum nanti tergores sebuah garis yang akan mempertemukan kita menjadi satu.

Aku dan kamu umpama bumi dengan langit,
Terpisah oleh  jarak yang tak bisa kita sangkal keberadaannya
Namun karena adanya jarak ini pula,
Maka terdapat kehidupan diantara kita.

Oleh jarak kita memang terpisah,
Tetapi karenanya pula kita dapat merangkum sebuah kisah,
Kisah indah yang akan saling kita ceritakan nanti kala dipertemukan kembali.

Oleh jarak Kita memang tak selalunya dapat bersama,
Namun karena nya pula kita tahu arti indah dari rerangkai doa.
Bukankah salah satu doa mustajab adalah doa untuk kebaikan saudara kita tanpa sepengetahuannya?

karena memang adanya jarak bukan hanya untuk memisahkan,
namun juga memberikan banyak pelajaran.
Bukankah kita baru dapat merasakan manisnya pertemuan setelah merasakan pahitnya perpisahan?

Selasa, 15 Juli 2014

Semua akan baik-baik saja

RENCANA DAN KEAJAIBAN
Pernahkah kamu merencanakan sesuatu?
Tentang masa depan mungkin?
Ataukah mengenai kegiatan yang akan kau laksanakan beberapa hari lagi?
 Yakinku jawaban yang kamu berikan adalah “Pernah”. Meskipun mungkin bukanlah rencana yang sudah ditulis rapi, Namun hanyalah sekadar langkah-langkah yang akan kau jejakkan nanti.

Apakah semua yang kamu rencanakan itu berhasil?
Atau mungkin malah tidak ada ada yang terlaksana?
Tetapi sepertinya jawabannya adalah rata-rata terlaksana, Walau mungkin ada beberapa bagian yang tidak sesuai rencana, Namun pastinya selalu ada kejadian baru yang nantinya kau tulis sebagai sebuah cerita.

“Bukankah memang apa yang kita harapkan belum tentu kita dapatkan, namun selalunya apa yang kita dapatkan adalah sesuatu hal yang sejatinya kita butuhkan.”

Manusia memang boleh berencana, namun tetap Allah lah yang maha menentukan segalanya. Manusia tetap haruslah berusaha, tetapi jangan juga lupa untuk menyertainya dengan rangkaian doa. Seringkali kita menganggap sesuatu diluar rencana kita sebagai keajaiban kala itu melebihi dari apa yang sudah jauh-jauh hari kita rencanakan. Namun tak jarang pula kita menganggap sesuatu diluar rencana kita sebagai kesialan kala itu tidak sampai titik yang kita jadikan tujuan.

Padahal sejatinya keduanya (Keajaiban dan Kesialan) itu tidak ada, kerana memang segalanya telah diatur oleh Allah yang maha perkasa. Mungkin inilah mengapa masa depan adalah sesuatu yang rahasia, yaitu agar manusia mau untuk berusaha dan juga berdoa agar selalu mendapatkan yang terbaik baginya. Dan itulah salah satu ciri seorang mukmin, dimana saat ia menerima kebaikan maka ia bersyukur dan disaat ia ditimpa kesulitan maka iapun bersabar. Seperti yang telah termaktub didalam sebuah hadits:

"Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Seluruh perkaranya baik baginya. Tidak ada hal seperti ini kecuali hanya pada orang mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan lantas dia bersyukur, maka hal itu baik baginya. Dan jika dia ditimpa kesulitan lantas dia bersabar, maka hal itu baik baginya." (HR. Muslim, no. 2999)

Selalu ada hikmah dibalik setiap kisah, sebagaimana selalu ada pelajaran dari setiap pengalaman. Baik dan buruknya sesuatu yang menimpa seseorang adalah tergantung bagaimana ia mengambil sudut pandang. 
“Semua yang ada didunia ini memiliki keindahannya masing-masing, tergantung bagaimana cara kita untuk menemukan sudut pandang yang tepat dari setiap apa yang akan kita lihat.” @boecahlawu
#Insya Allah Kulluhu Khair#

 

About Me

Foto Saya
boecah
segalanya telah berubah... tak ada yang akan selalu konstan di dunia ini...
Lihat profil lengkapku

Followers

Copyright © 2010 boecah lawu

Template By Nano Yulianto