1.
Apa
itu Tabayyun?
Menurut Kamus besar bahasa
Indonesia, Tabayun berarti pemahaman,penjelasan sebelum memberikan
kritikan terhadap sesuatu. Allah telah
berfirman didalam Al quran:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ
تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Wahai orang- orang yang beriman,
jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita
penting, maka tabayun-lah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian
menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya
kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian. [al-Hujurât/49:6].
Kata فتبيّنوا didalam ayat ini memiliki dua qiraah. Jumhur
al-Qurra membacanya "fatabayyanu", sedangkan al-Kissa`i dan
para qurra` Madinah membacanya "fatatsabbatu"(Al-Jâmi' li
Ahkâmil-Qur`ân, 1/ 205. Jâmi'ul-Bayân fî Ta`wîlil-Qur`ân, 11/383). Keduanya adalah
benar dan memiliki makna yang sama.
Syaikh ath-Thabari memaknainya: “Endapkanlah dulu sampai kalian mengetahui
kebenarannya, jangan terburu-burumenerimanya” (Jâmi'ul-Bayân fî
Ta`wîlil-Qur`ân)
Syaikh al-Jazâ`iri mengatakan, artinya, telitilah kembali sebelum kalian berkata,
berbuat atau memvonis.( Aysarut-Tafâsiir)
Pengertian lebih rinci telah dituturkan
oleh Imam Asy Syaukani rahimahullah
didalam kitab Fathul Qadir,
“Tabayyun adalah memeriksa dengan
teliti dan yang dimaksud dengan tatsabbut adalah berhati-hati dan tidak
tergesa-gesa, melihat dengan keilmuan yang dalam terhadap sebuah peristiwa dan
kabar yang datang, sampai menjadi jelas dan terang baginya.”
2.
Kenapa
harus bertabayyun?
Karena tidak semua berita ataupun
informasi yang kita dapat itu selalu benar, maka sebelum mencerna ataupun
bahkan menyebarkannya kepada khalayak alangkah lebih baik untuk ber-tabayun
terlebih dahulu. Tabayun juga akan menjauhkan kita dari prasangka buruk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda.
إِيَّا
كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ
تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا
وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk,
kerana prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling
mencari keburukan orang lain, saling inti-mengintip, saling mendengki, saling
membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara” (Riwayat Al-Bukhari no. 6064 dan Muslim no. 2563 )
Allah
Ta’ala berfirman.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ
إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya
sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12)
3.
Kapan
kita harus melakukan tabayyun?
Tabayun dilakukan ketika kita
mendapati isu atau berita penting, seperti yang telah termaktub didalam surat
Al hujarat ayat 6.
“Wahai orang- orang yang beriman,
jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita
penting, maka tabayun-lah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian
menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya
kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.” [al-Hujurât/49:6]
4.
Bagaimana
cara tabayyun yang baik?
Asy Syaukani rahimahullah menyebutkan
dalam kitab Fathul Qadir, Tabayun dilakukan secara teliti, berhati-hati
dan tidak tergesa-gesa untuk melihat dengan keilmuan suatu peristiwa ataupun
kabar yang dating, sampai menjadi jelas dan terang baginya.
5.
Dampak
negatif apa yang akan diterima jika meninggalkan tabayyun?
Tabayun merupakan sebuah filter
untuk menyaring informasi ataupun kabar berita yang kita terima, ketika filter
itu tidak kita gunakan maka kita tidak akan bisa membedakan antara informasi
baik dan buruk. Lebih jauh lagi, hal ini dapat merusak hubungan pribadi dan
masyarakat.
6.
Hikmah
apa yang didapat dari tabayyun?
Terdapat beberapa hikmah tabayyun,
antara lain
·
Menjauhkan
kita dari prasangka buruk
·
Membantu
kita untuk lebih cermat dan teliti dalam menelaah berita ataupun informasi yang
kita terima
·
Menghindarkan
kita dari rasa penyesalan, seperti yang telah termaktub didalam surat
al-Hujurât ayat ke-6.
nb: materi untuk menjadi salah satu narasumber pada acara Santri Bicara di LBSM