Kembali kita bertemu dengan salah satu mata kuliah di
semester empat, ELSIN (Elemen Mesin). Dan bahasan yang di bawa tak jauh-jauh
dari apa yang namanya bagian-bagian utama pembentuk sebuah mesin. Dahulu yang
pertama kali adalah bagian “Poros” dengan berbagai beban yang dikenakan
kepadanya. Mulai dari poros dengan beban puntir, poros dengan beban lentur,
poros dengan beban murni, hingga poros dengan beban lentur dan punter. Dari
langkah pertama perhitungan, bersambung ke beberapa belas langkah selanjutnya
untuk menentukan diameter dari poros agar kuat menahan beban yang diamanahkan
kepadanya. Seorang Engineer kan
engga mau kalau seandainya alat yang telah susah-susah di buatnya cepat rusak
ataupun tak bisa lagi digunakan. Karenanya mereka selalu ceramta dalam
melakukan perhitungan. Seperti kata Bapak Ketua Departemen, “Tak ada maaf
bagi satu kesalahan meski yang kecil”. (sesekali belajar jadi orang
perfeksionis :D ).
Bab selanjutnya tentang sabuk dan rantai, namun untuk saat
ini bukan bab ini yang akan ku ceritakan. Tetapi bab yang diterangkan oleh
seorang dosenku pasca UTS kemarin. Yaitu bab tentang “Gear”. Jika kita
pernah membuka mainan tamiya, akan kita temukan sebuah benda kecil berbentuk
lingkaran dengan gerigi yang mengitarinya. Ada yang berbentung tabung kecil
memangjang, tetapi ada juga berbentuk bulat pipih. Namun kalau kita mau
belajar, ternyata masih banyak bentuk lain yang bisa kita buat untuk meramaikan
:D .
Salah satu perkataan ibu dosen pengajar kala itu tentang Gear
adalah,
“Gear itu selalu berpasangan, jika hanya sendiri maka tak
akan bisa melakukan tugasnya. Ada yang bertugas sebagai pemimpin yang
menggerakkan gear-gear yang lain dan ada puloa yang berperan sebagai yang dipimpin, dengan selalu taat kepada
pempinannya.”
Nah dari apa yang telah disampaikan dosen ini, sambil
iseng-iseng di kelas kurubah sedikit yang kutulis dengan kalimat sebagai
berikut,
“Jodoh itu seperti gear,yaitu selalu berpasangan tidak sendirian. Dimana
salah satunya merupakan pemimpin bagi yang lainnya, dan yang lainnya selalu
taat kepada pemimpinnya. Jika keduanya tidak saling melaksanakan apa yang jadi
amanahnya, niscaya akan ada kerusakan pada keduanya.” (Hoeda, 18-04-2013)
Entah apa yang kupikirkan kala itu, tahu-tahu tangan ini
menggerakkan pena dan menuliskan pa yang telah tertera diatas. Apapun namanya,
satu hal yang sering kuulang-ulang:
“semua hal itu selalu tidak ada yang
sia-sia, selama kita bisa menemukan hikmah pelajaran dibaliknya.”
Karena
memang belajar itu tidak selalu saklek dari apa-apa yang tertulis dibuku,
banyak hal lain yang belum tertuliskan dibuku namun layak untuk dipelajari. So
Don’t Worry Be Happy , insya allah kulluhu khair (^_^)