Hari Kemarin kembali menemukan sebuah pelajaran, atau
mungkin lebih tepatnya adalah teguran. Meski mungkin tidak langsung ditujukan
kepadaku, namun minimal aku pun merasakan dampaknya sebagai nasehat yang ku dapatkan.
Bermula ketika istirahat siang telah datang, kiranya sebagai
waktu yang disediakan oleh perusahaan untuk pegawainya menunaikan kewajiban
sholat dzuhur berjamaah di masjid Al Muhajirin. Saat aku sedang asyik
melepaskan sepatu, seorang senior yang biasa ku panggil dengan sebutan abang memulai obrolan sembari memegang
selembar koran.
“Da, lebaran ini pulang ga?”
Ku jawab, “Engga kayanya bang, mahal diongkos soalnya..
hhehe :D”
Dan sepersekian detik setelah kulontarkan jawaban itu, terdengar
suara dari arah belakang yang ternyata berasal dari marbot masjid. Beliau
berkata,
“Kalau pas Ramadhan ga boleh baca ini (sambal memegang
lembaran koran yang di pegang abang),
mendingan baca Qur’an. Baca Alif lam mim saja
bias menghasilkan pahala yang berlipat ganda. Daripada Cuma baca koran ini yang
sudah jelek dan kelihatan kusam.”
Saat mendengar nasehat itu pikiranku pun melayang sembari
memikirkan,
“duha kiranya seperti
apa diriku di bulan suci ini? Sudah berapa huruf dari kitab suci ini yang telah
ku baca? Ataukah diri ini masih terlena dengan suasana dan kehilangan waktu
yang begitu berharga untuk mendapatkan pahala berlipat ganda.”
Dari sini pula kembali
kutemukan bila sebernarnya pelajaran tidak hanya didapatkan dari bangku
perkuliahan, karena kalau kita mau memperhatikan keadaan sekitar maka banyak
sekali pelajaran yang akan kita temui. :)
0 komentar:
Posting Komentar