Rabu, 16 Oktober 2013

Pelajaran dari Sang Akar

Disuatu siang terik yang panas seorang guru  bijak mengajak murid-muridnya untuk jalan-jalan keluar dari ruangan tempat biasa mereka belajar. Selain untuk mencari suasana baru, sang guru pun berniat untuk mengajar serta mengingatkan bila dari alam sekitar pun dapat ditemukan banyak sekali pelajaran.

Setelah beberapa lama rombongan guru dan murid ini berjalan, sang guru bijak pun mengajak semua murid-muridnya untuk berteduh dibawah sebatang pohon besar yang rindang dengan lebatnya daun kehijauan sekaligus buah-buah ranum yang banyak bergelantungan diantara dahan dan cabang kekar. Sembari melepas lelah, sang guru pun memberikan sebuah pertanyaan sederhana kepada para muridnya.

“Duhai murid-muridku, seandainya kalian disuruh untuk memilih menjadi salah satu bagian dari pohon rindang besar ini, maka bagian mana yang akan kalian pilih?dan berikan alasannya!”

Seketika itu juga riuh suara murid-murid yang berdiskusi pun menggema dibawah pohon besar rindang, dan sang guru pun tersenyum melihat pertanyaannya mendapat respon yang baik dari meurid-muridnya. Beberapa saat kemudian ada beberapa murid yang menjawab pertanyaan dari sang guru,

“ada yang memilih untuk menjadi daun hijau nan lebat, karena selain ia memiliki peran sebagai tempat untuk berfotosintesis, dedaunan lebat pun dapat memberikan keteduhan bagi para musafir yang tengah kepanasan disiang hari selama melakukan perjalanan.”

“ada pula yang memilih menjadi batang besar pohon, karena selain kayunya dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan, batang pohon  dengan diameternya yang besar akan membuat ia semakin kokoh berdiri sebagai penopang dahan maupun dedaunan dan tegar mengahadapi besarnya angin yang  bertiup menerjang.”

“dan ada juga yang memilih untuk menjadi buah ranum nan manis yang dengannya dapat bermanfaat untuk para pengelana sebagai pelepas dahaga serta kembali membrikan asupan semangat untuk kembali melanjutkan perjalanan.”

Sang guru pun masih tetap tersnyum sembari dengan seksama menyimak berbagai jawaban dari murid-muridnya. Setelah menyampaiakn jawaban, murid-murid pun  kembali terdiam dan telihat bersiap untuk mendengarkan dengan  penuh antusias tanggapan dari sang guru.

“Duhai muridku, jawaban kalian bagus-bagus dan juga memilik alasan logis untuk menjadi sebuah jawaban. Namun ada satu bagian dari pohon ini yang mungkin kalian tidak perhatikan, padahal bagian inilah yang menjadikan bagian lain dapat berfungsi dengan baik.Bagian yang lolos dari pengamatan kalian terhadap pohon besar inilah yang mempunyai peran sentral dari pohon ini. Ia yang menjadi penopang dari batang besar untuk tetap berdiri dengan tegar, ia pula yang mencari bahan-bahan yang akan digunakan dedaunan untuk melakukan fotosintesis guna memberitkan asupan bagi seluruh bagian pohon besar, dan dari asupan inilah sebagian nya dijadikan sebagai bahan cadangan untuk menjadi buah ranum yang menggiurkan bagi mata yang memandang. Dan bagian itu adalah AKAR.”

“Jangan dulu minder untuk selalu berusaha melakukan hal yang terbaik, meskipun kadang kau rasa tak pernah diperhatikan oleh kebanyakan orang namun mungkin saja apa-apa yang kau lakukan merupakan bagian terpenting dari sebuah hal yang besar.”

Tidak aka nada yang namanya sia-sia dari sebuah usaha, selalunya ada buah yang akan kita petik ketika datang masanya. Seperti sebuah nasehat yang seringkali kita ingat,

“MAN JADDA WAJADA”
Barang siapa yang mau bersungguh-sungguh, maka iapun pun akan mendapatkan hasil dari kerja kerasnya.”

Ingatlah bila,,
Burung-burung pun akan tetap berkicau dengan suara merdunya,
Bintang-bintang pun akan tetap menghiasi malam dengan kerlipn indahnya,
Dan sang mentari akan tetap memancarkan sinar hangatnya,
Meskipun taka da seorang pun yang memperhatikan maupun berterima kasih kepada nya. (^_^)

#FASTABIQUL_KHAIRAT
#Insya_Allah_kulluhu_Khair (^_^)

0 komentar:

Posting Komentar

 

About Me

Foto Saya
boecah
segalanya telah berubah... tak ada yang akan selalu konstan di dunia ini...
Lihat profil lengkapku

Followers

Copyright © 2010 boecah lawu

Template By Nano Yulianto